Harianibukota.com Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami penurunan selama 9 hari bursa berturut-turut. Mengalami ARB empat hari ini harga perlembar saham menjadi di Rp. 141.
Seperti diketahui salah satu sentimen yang menjadi pemberat harga saham adalah dibukanya gembok para pemegang saham GOTO pra IPO seri A pada Kamis (1/12/2022) ini.
Terlepas dari proses lock up tersebut bagaimana dengan fundamental dari GOTO sendiri, berikut riset Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Farras Farhan yang dikutip dari INVESTOR.id.
Melalui risetnya mengungkapkan, potensi pertumbuhan GTV GOTO menjadi Rp 710 triliun tahun 2022 ini dibanding realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp 461 triliun.
Potensi tersebut karena penerapan strategi hyperlocal dan cross-pollination (penjualan silang) yang makin optimal, sehingga bisa menjadi kunci pertumbuhan kinerja dalam jangka panjang.
Strategi hyperlocal terutama pada aspek logistik merupakan bagian dari kekuatan ekosistem GOTO yang membuat arus pengiriman barang dan jasa menjadi lebih efektif dan efisien.
Sedangkan cross-pollination atau sinergi antar platform akan mengoptimalkan seluruh ekosistem digital dalam Grup GOTO.
Menurut farras sekarang GOTO menjalankan tiga pilar bisnis secara bersamaan yaitu, layanan on-demand melalui Gojek, e-commerce melalui Tokopedia, dan financial technology melalui GoTo Financial.
Tiga pilar tersebut merupakan kekuatan fundamental GOTO yang menjadikan ekosistem GOTO paling lengkap dibanding para pesaingnya di lini bisnis yang sama.
Atas potensi peningkatan nilai transaksi tersebut, maka menurutnya akan mendorong kenaikan pendapatan GOTO pada tahun ini.
”Kami perkirakan pendapatan bersih GOTO akan mencapai Rp 7,6 triliun pada tahun 2022, tumbuh 67% (year on year/yoy),” ungkap Farras.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pertumbuhan kinerja GOTO bukan hanya diproyeksi terjadi tahun ini saja, namun akan terjadi secara konsisten dalam jangka panjang.
”Kami memproyeksikan bisnis GOTO akan tumbuh dengan pertumbuhan majemuk lebih dari 20% selama lima tahun ke depan, didukung oleh pertumbuhan pesat ekosistem internet dan basis pengguna GOTO,” lanjutnya.
Potensi saham-saham teknologi juga dipicu dengan semakin bertambahnya pengguna internet di Indonesia. Dengan proyeksi bisa mencapai 233 juta pada tahun 2025.
Sehingga pertumbuhan pengguna internet akan terus mendorong nilai transaksi ekonomi digital di Indonesia.
Kabar tersebut menurut Farras merupakan potensi basis pengguna GOTO juga akan terus meningkat, terutama segmen bisnis utama GOTO, baik itu on-demand, e-commerce, maupun fintech.
Lanjutnya, Menurut RedSeer, pada tahun 2021, e-commerce hanya menyumbang 8,7% dari total penjualan ritel Indonesia. Hal yang sama berlaku untuk logistik on-demand (dengan tingkat penetrasi 8,3%) dan mobilitas (5,2%).
”Angka-angka ini menggambarkan ruang pertumbuhan yang besar untuk industri- ini,” ungkap Farras.
RedSeer juga memproyeksikan GOTO dapat mencatat pertumbuhan bagian pasar yang dapat dijangkau (TAM) sebesar 20% sampai 36% pada kurun 2021-2025.
Ditambahkan, kekuatan ekosistem GOTO yang lebih lengkap dan unggul dibandingkan dua kompetitor utamanya yaitu SEA Ltd dan Grab.
”SEA tidak memiliki layanan on-demand, sementara Grab tidak memiliki e-commerce,” kata Farras.
Selain itu, lini bisnis fintech GOTO diproyeksi akan semakin berkembang dan lebih kontributif pada pertumbuhan GOTO.
Disampaikan Farras GoTo Financial sendiri memiliki beberapa bisnis yang terbagi dalam empat kategori, yaitu pembayaran konsumen, pembayaran pedagang, solusi pedagang, dan platform pinjaman.
Seperti diketahui GOTO menyediakan layanan pembayaran konsumen dijalankan dengan merek GoPay, yang menguasai 25% pangsa pasar di Indonesia dan merupakan pemimpin pasar.
Sementara untuk pembayaran merchant, GoTo Financial juga menggunakan brand Midtrans dan IRIS yang menawarkan solusi integrasi pembayaran untuk merchant.
Dan untuk solusi merchant, GoTo Financial menggunakan brand GoBiz dan Moka yang menawarkan layanan POS (point of sale) yang memudahkan merchant mengakses pembayaran digital dari konsumen.
Untuk platform pinjaman, GoTo Financial menyediakan layanan GoPaylater dan GoModal, yang memberikan akses ke pinjaman modal (GoModal) dan skema beli sekarang bayar nanti (GoPaylater) dengan imbalan biaya berlangganan dan pendapatan bunga.
Demikian hasil riset Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Farras Farhan yang bisa menjadi pertimbangan untuk pengambilan keputusan ditengah gejolak saham GOTO.